Selasa, 18 Oktober 2016

tugas linguistik umum



Nama   : Vivi Furtining Dewi
NIM    : A310160185
Jur.      : Pendidikan Bahasa Indonesia
Kelas   : E
Makul  : Linguistik Umum
Dosen  : Agus Budi Wahyudi, Drs., M.Hum.

TUGAS DAN LATIHAN (Hal.27)
(2.1)
1)  Tiga tahap perkembangan disiplin linguistik yaitu :
1) tahap spekulasi yaitu tahap dimana pembicaraan dan kesimpulan dibuat secara
spekulatif (tanpa bukti empiris dan tanpa ada prosedur tertentu).
2) tahap observasi dan klasifikasi yaitu tahap pengumpulan dan penggolongan segala
fakta bahasa tanpa ada kesimpulan.
3) tahap perumusan teori yaitu tahap pemahaman dan pengajuan pertanyaan mengenai
masalah itu, berdasarkan data empiris yang ada, lalu dirumuskan hipotesis.
2)  Hipotesis yaitu dugaan-dugaan yang muncul sebelum ditemukannya data yang bersifat empiris / dugaan sementara.
3)  1) Metode induktif adalah metode penyelidikan yang dilakukan dengan mengumpulkan
data khusus lalu ditarik kesimpulan umum.
  2) Metode deduktif adalah metode penyelidikan yang sebaliknya yaitu kesimpulan data khusus dilakukan berdasarkan kesimpulan umum.
4)  Data empiris yakni data yang nyata ada, yang didapat dari alam yang wujudnya dapat diobservasi.
5)  Karena linguistik sebagai ilmu empiris berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya.
6)  Linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu susastra mendekati bahasa atau memandang bahasa sebagai wadah seni, sebagai sarana atau alat untuk mengungkapkan karya seni.Bahasa dilihat dan digunakan sebagai sarana menciptakan keindahan, yang halnya sama dengan garis dan warna dalam seni lukis, atau bentuk-bentuk dalam seni patung; atau bunyi dan nada dalam seni musik.
7)  Karena seperti apa yang dijelaskan, bahwa linguistik mendekati bahasa secara deskriptif dan tidak prespektif. Artinya, yang penting dalam linguistik adalah apa yang sebenarnya diungkapkan oleh seseorang (sebagai data empiris) dan bukan apa yang menurut si peneliti seharusnya diungkapkan.Linguistik tidak bertugas menentukan bentuk mana yang benar (baku) dan mana yang tidak benar (tidak baku).
Jadi, karena pernyataan itu merujuk pada bentuk kata yang benar/ tidak benar, berarti bisa disimpulkan bahwa pernyataan itu menunjukkan sikap yang tidak deskriptif.

(2.2)
1)  Karena, objek yang menjadi kajian disiplin ilmu itu sangat luas atau menjadi luas karena perkembangan dunia ilmu.
2)  Linguistik sinkronik mengkaji bahasa pada masa yang terbatas.Biasa disebut juga linguistik deskriptif karena berupaya mendeskripsikan bahasa secara apa adanya pada suatu masa tertentu.
Linguistik diakronik berupaya mengkaji bahasa (atau bahasa-bahasa) pada masa yang tidak terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman punahnya bahasa tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah), atau sampai zaman sekarang(kalau bahasa itu masih tetap hidup).
3)  Karena tujuan linguistik diakronik ini terutama adalah untuk mengetahui sejarah struktural bahasa itu beserta dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya.
4)  Linguistik mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa itu, sedangkan linguistik makro, yang menyelidiki bahasa dalam kaitan-kaitannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, lebih banyak membahas faktor luar-bahasanya itu daripada struktur internal bahasa.
5)  a) sosiolinguistik, subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan        pemakaiannya di masyarakat.Merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan       linguistik.
b) psikolinguistik, subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia, termasuk bagaimana kemampuan berbahasa itu dapat diperoleh. Merupakan ilmu interdisipliner antara psikologi dan linguistik.
c) filologi, subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Merupakan ilmu interdisipliner antara linguistik, sejarah, dan kebudayaan.
d) dialektologi, subdisiplin linguistik yang mempelajari batas-batas dialek dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu. Merupakan ilmu interdisipliner antara linguistik dan geografi.
e) neurolinguistik, subdisiplin linguistik yang mengkaji hubungan otak manusia dengan bahasa, gangguan kemampuan berbahasa manusia karena kerusakan otak manusia.Merupakan ilmu interdisipliner antara linguistik dengan ilmu kedokteran.
6)  a) Linguistik teoretis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa            -bahasa, atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa untuk menemukan     kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya itu.Jadi, kegiatannya hanya untuk  kepentingan teori belaka.
Linguistik terapan berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa         -bahasa, atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa untuk kepentingan    memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat di dalam masyarakat.
b)  Beberapa cabang linguistik yang termasuk linguistik terapan : sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolinguistik.

(2.3)
1)  Hubungan sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan bahasa di dalam kalimat yang konkret tertentu, sedangkan
Hubungan paradigmatik adalah hubungan yang terdapat dalam bahasa, namun tidak tampak dalam susunan satuan kalimat.Hubungan ini baru tampak bila suatu kalimat dibandingkan dengan kalimat lain.
2) Struktur adalah susunan bagian-bagian kalimat/konstituen kalimat secara linear.
Contoh : Dia mengikut ibunya.
Sistem adalah hubungan antara bagian-bagian kalimat tertentu dengan kalimat lain.
Contoh : Dia mengikut ibunya.
               Dia mengikat anjingnya.
Hubungan antara mengikut dan mengikat, dan hubungan antara ibunya dan anjingnya, begitu juga antara ikut dan ikat dalam tataran fonologi.
3)  Distribusi adalah menyangkut masalah dapat tidaknya penggantian suatu konstituen tertentu dalam kalimat tertentu dengan konstituen lainnya.
Contoh : konstituen dia dalam kalimat Dia mengikut ibunya dapat dingganti dengan konstituen Ali, anak itu, atau mahasiswa itu.
4)  Teknik analisis bawahan langsung adalah teknik dalam menganalisis unsur-unsur yang membangun suatu satuan bahasa, baik satuan kata, satuan frase, satuan klausa, maupun satuan kalimat. Misalnya, satuan bahasa yang berupa kata dimakan. Unsur langsungnya adalah di dan makan.
5)  Struktur ungkapan menurut teknik analisis bawahan langsung
a)  asisten dosen linguistik umum   
1)  asisten, dosen linguistik umum
2) asisten dosen, linguistik umun
            b)  dua orang mahasiswa tahun pertama
                   1) dua orang, mahasiswa tahun pertama
                   2) dua orang mahasiswa, tahun pertama
            c)  adik kepala kantor pos cabang Rawamangun
                   1) adik, kepala kantor pos cabang Rawamangun
                   2) adik kepala kantor pos, cabang Rawamangun
6)  Untuk satuan yang lebih besar, yang secara kuantitatif terdiri dari beberapa unsur, mulai timbul masalah yaitu mulai timbul ambigu. Misalnya, bentuk dimakani, apakah unsur langsungnya di dan makani ataukah dimakan dan –i. Keduanya memang mungkin.
7)  Analisis rangkaian unsur mengajarkan bahwa setiap satuan bahasa dibentuk atau ditata dari unsur-unsur lain.Misalnya, satuan tertimbun terdiri dari ter- + timbun, satuan kedinginan terdiri dari dingin + ke-/-an, dan rumah-rumah terdiri dari rumah + rumah.
Analisis proses unsur menganggap setiap satuan bahasa adalah merupakan hasil dari suatu proses pembentukan.Jadi, bentuk tertimbun adalah hasil dari proses prefiksasi ter- dengan dasar timbun, bentuk kedinginan adalah hasil dari proses konfiksasi ke-/-an dengan dasar dingin, dan bentuk rumah-rumah adalah hasil dari reduplikasi terhadap dasar rumah.

(2.4)
1)  Bagi guru bahasa, pengetahuan linguistik sangat penting, mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, sampai dengan pengetahuan mengenai hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan.Karena dapat melatih keterampilan berbahasa,menulis(mengarang), dan juga mampu menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar (dapat merumuskan kaidah-kaidah preskriptif dari kaidah-kaidah deskriptif).
2) Ya, tentu saja benar.
1) sebagai negarawan/politikus harus memperjuangkan ideologi dan konsep-konsep            kenegaraan/pemerintahan, secara lisan harus menguasai bahasa dengan baik.
2) jika politikus/negarawan menguasai masalah linguistik dan sosiolinguistik,          khususnya, dalam kaitannya dengan kemasyarakatan, maka ia akan dapat meredam     dan menyelesaikan gejolak sosial yang terjadi dalam masyarakat akibat dari perbedaan dan pertentangan bahasa. Di beberapa negara yang multilingual, seperti            India dan Belgia, pernah terjadi bentrokan fisik akibat masalah pertentangan bahasa.





1 komentar: